Selain terkendala akses transportasi, petani salak di Sleman gairahnya sedang menurun. Butuh program-program untuk menggiatkan usaha budi daya salak dan pengolahannya agar nilai ekonominya meningkat.
"Kami mohon pemerintah daerah maupun dinas terkait untuk dapat membuat program-program yang dapat meningkatkan kembali gairah pertanian salak di Sleman," kata Suroto.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto menjelaskan Salak Pondoh menjadi salah satu dari dua komoditas di DIY yang sudah tembus ekspor. Satunya lagi Gula Semut produksi petani Kulonprogo.
“Dua komoditas di DIY yang sudah tembus pasar ekspor itu rata-rata angkanya Rp53 miliar per tahun,” ujarnya.
Sugeng mengatakan, penurunan produktivitas salak menjadi masalah yg harus mendapat perhatian bersama antara Pemda DIY dan Pemkab Sleman. Selain regenerasi petani, alih fungsi lahan dan usia tanaman yang sudah tua mencapai 20 tahun juga mengakibatkan penurunan produktivitas salak.
"Kami akan bahu-membahu untuk mencoba peremajaan tanaman salak, perluasan lahan dan menarik minat generasi milenial untuk terjun pada hortikultura ini,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait