Dia mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena masih rendahnya kesadaran pasien sifilis untuk melakukan pengobatan secara mandiri. Hal ini dikarenakan pasien sifilis banyak yang merasa malu mengingat penilaian negatif terhadap penderita sifilis di tengah-tengah masyarakat.
"Kami terus berupaya supaya pasien-pasien sifilis bisa mendapatkan pengobatan yang layak. Disamping itu, masyarakat juga harus pro aktif untuk memeriksakan kesehatan karena dia beresiko menularkan penyakitnya ke orang lain," ujarnya.
Sementara itu, dikutip dari Kemenkes, situasi tersebut tidak jauh dari kondisi nasional. Misalnya, setiap tahun, dari 5 juta kehamilan ada sebanyak 5,590 ibu hamil positif sifilis, namun hanya 40 persen saja yang mendapatkan pengobatan.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait