Banyak Orang Marah Diminta Putar Balik saat Mudik, Ini Penjelasan Psikolog UGM
YOGYAKARTA, iNews.id – Masa pandemi Covid-19 yang tidak kunjung berakhir membuat masyarakat menjadi sangat sensitif dan berpikir tidak rasional. Hal ini berujung banyak warga yang marah kepada petugas kepolisian ketika dipaksa putar balik di pos penyekatan saat Lebaran kemarin.
“Banyak warga yang marah saat terjaring karena mereka tengah berada pada fase kekecewaan dan respons psikologis bencana. Mereka kecewa dengan masa pandemi yang tidak kunjung berakhir,” kata Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Diana Setiyawati, Rabu (19/5/2021).
Kondisi ini menjadikan masyarakat sangat sensitif dan lelah sehingga menjadi tidak rasional. Kondisi diperparah dengan pembatasan mobilitas termasuk larangan mudik dan penyekatan di setiap perbatasan wilayah. Hal ini menjadikan ruang gerak manusia sebagai mahkluk sosial untuk terhubung secara langsung semakin terbatas.
Peneliti Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM mengatakan, sebagian masyarakat bisa beradaptasi dengan komunikasi secara digital. Namun banyak yang ingin mudik ke kampung halaman karena sudah dua tahun tidak berlebaran bersama keluarga.
“Psikologis masyarakat sudah lelah terhadap pandemi dan hasrat untuk terhubung menjadi sangat besar,” ujarnya.
Beberapa fase dalam respons psikologi bencana, di antaranya predisaster yaitu situasi normal belum terjadi bencana. Selanjutnya impact/inventory yakni saat bencana terjadi mosi yang muncul adalah kebingungan, ketakutan, kehilangan, kemudian merasa bertanggungjawab untuk melakukan sesuatu yang lebih.
Berikutnya, fase heroik dimana orang rasa terpanggil melakukan aksi heroik untuk membantu dan menyelamatkan orang lain. Selanjutnya fase honeymoon, biasanya terjadi sekitar 3 bulan awal bencana dengan harapan tinggi untuk segera pulih dari bencana.
Fase selanjutnya, disillusionment, setelah bencana berlangsung beberapa saat orang merasakan kekecewaan karena pandemi yang tidak selesai-selesai.
“Fase kecewa ini kondisi yang ada akan mudah mengalami naik turun. Kondisi ini bisa terjadi jika ada situasi pemicu, salah satunya seperti larangan tidak boleh mudik,” katanya.
Lalu, fase terakhir adalah rekonstruksi. Ia pun berharap masyarakat Indonesia bisa segera memasuki fase ini dengan situasi pandemi yang terkendali.
Untuk mengatasi kekecewaan, masyarakat harus bisa melakukan managemen emosi melalui peningkatan spiritualitas dan literas. Pemerintiah juga harus mengeluarkan kebijakan yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
Editor: Kuntadi Kuntadi