BPPTKG Jelaskan Kubah Lava Merapi Sebagian Telah Runtuh

YOGYAKARTA, iNews.id - Balai Penyeledikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan sebagian kubah lava 2018 telah runtuh. Hal ini berdasarkan analisis morfologi area kawah dari foto sektor tenggara tanggal 19 November 2020 yang dibandingkan dengan foto tanggal 11 November 2020.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, selain kubah lava 2018 yang runtuh, berdasarkan analisis foto drone tanggal 16 November 2020 teramati adanya perubahan morfologi dinding kawah akibat runtuhnya lava lama, terutama lava 1997 (selatan), lava 1998, lava 1888 (barat) dan lava 1954 (utara).
Namun demikian, Hanik memastikan belum teramati kubah lava baru. "Volume kubah lava berdasarkan foto drone tersebut sebesar 200.000 m3," katanya Jumat (20/11/2020).
Dijelaskannya, pada umumnya cuaca di sekitar puncak cerah pada pagi hari, sedangkan siang hingga malam hari berkabut. Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah.
Tinggi asap maksimum 200 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Selo pada tanggal 16 November 2020 jam 07.45 WIB.
"Guguran juga teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan dengan jarak luncur maksimal sejauh 2 km di sektor barat ke arah hulu Kali Lamat pada tanggal 14 November pukul 06.15 WIB," ujarnya.
Dilanjutkannya, dalam minggu ini kegempaan di Gunung Merapi tercatat 262 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 1.939 kali gempa fase banyak (MP), 7 kali gempa low frekuensi (LF), 441 kali gempa guguran (RF), 352 kali gempa embusan (DG) dan 8 kali gempa tektonik (TT).
" Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu. Kemudian deformasi yang dipantau dengan menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 9 cm/hari. Status siaga dan jarak 5 Km dari puncak kawah harus bebas dari aktivitas manusia," katanya.
Editor: Ainun Najib