Cuti Bersama Idul Adha, Apindo Bantul Sebut Pemerintah Inkonsisten soal Produktivitas
Alasannya, para pengusaha tetap harus membayar karyawan dan sebagainya, sehingga membuat cost lebih banyak. Di samping itu target bisa tidak tercapai. Padahal selama ini produktivitas di perusahaan diukur dari pekerja yang berkualitas dan dalam batas waktu tertentu.
"Nah semakin kehilangan satu hari itu kalau mesin itu kan kehilangan 24 jam. Kalau manusia itu kekurangan kurangnya kehilangan 8 jam kan seminggu apa namanya 40 jam kan itu seperti itu," kata dia.
Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Bantul, Jatmiko mengatakan para buruh di Kabupaten Bantul menyambut baik adanya cuti bersama tersebut. Hanya saja para buruh menginginkan agar cuti bersama tersebut tidak akan mengurangi hak dan kewajiban mereka. "Misalnya buruh itu cuti, ya kami minta agar tidak ada pemotongan gaji," ujarnya.
Lelaki yang akrab dipanggil Miko ini mengaku sepanjang yang ia ketahui, cuti kali ini akan mengurangi jatah cuti tahunan dari para pekerja. Di mana seharusnya para buruh mendapat jatah cuti selama 12 dalam setahun, namun berkurang 3 hari akibat cuti bersama Idul Adha ini.
Padahal cuti tahunan tersebut biasanya digunakan untuk keperluan mendesak. Namun karena ada cuti bersama Idul Adha ini maka jatah mereka berkurang. Jika ada perusahaan yang mengejar target produksi, biasanya karyawan tetap diminta masuk kerja namun dihitung lembur.
Editor: Ainun Najib