Digelar di Candi Prambanan, Pesparawi XIII Tunjukkan Tak Ada Sekat Antarumat Beragama

Di mana kearifan lokal ini lahir dari buah pikir Sri Sultan Hamengku Buwono I, yang juga peletak dasar Kasultanan Ngayogyakarta. Sawiji dapat dimaknai sebagai konsentrasi atau penjiwaan total tanpa menjadi tak sadarkan diri. Greget, semangat atau dinamika batin tanpa menjadi kasar. Sêngguh, penuh percaya diri namun tetap low profile, tanpa menjadi sombong; ora-mingkuh pantang mundur dengan tetap menjaga disiplin diri dan tanggungjawab.
"Bisa dikatakan bahwa falsafah ini mewakili totalitas sikap manusia dalam hidupnya, baik dalam hubungan dengan sesamanya maupun dengan Tuhan Yang Maha Kuasa Cipta," kata Sultan.
Dengan ilustrasi seperti itulah, Sultan berharap kehadiran para peserta akan memancarkan energi positif, dalam bingkai sportivitas dan saling mengapresiasi, dalam membangun peradaban bangsa dan negara dengan indahnya warna-warni toleransi.
"Kami berhara, agar para peserta bisa lebih mengenal nilai budaya dan kearifan lokal Yogyakarta," harap dia.
Ketua Panitia Pesparawi XIII KGPA Pakualam X mengatakan kegiatan ini akan digelar sejak tanggal 19 hingga 26 Juni 2022. Kegiatannya sendiri dimulai dengan karnaval Andong 19 Juni di Malioboro, jamuan makan malam di Bangsal Kepatihan tanggal 19 Juni. "Perlombaan kontestasi auditorium UGM, UNY, ISI dan Universitas Sanata Dharma,"ujar dia.
Di samping itu juga digelar Harmoni Ekspo basar UMKM 19-26 Juni di JEC, Wisata Religi diikuti seluruh peserta paska konstestasi selesai dilakukan dan Munas Pesparawi di Hotel Manohara.
Editor: Ainun Najib