DLH Bantul Sebut Baru 8 dari 144 Kelurahan yang Kelola Sampah Melalui BUMDes

BANTUL, iNews.id - Pemkab Bantul telah menargetkan zero sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan pada 2025 mendatang. Mereka kemudian meluncurkan Model Pengelolaan Sampah Berbasis BUMKal (Badan Usaha Milik Kalurahan).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, Ali Budi Nugroho menuturkan saat ini sudah ada delapan Kelurahan yang mengelola sampahnya secara mendiri. Pengelolaannya dilakukan melalui BUMKal yang mereka bentuk sebelumnya
"Yang sudah jalan itu ada delapan kelurahan. Padahal di Bantul ada 144 Kalurahan," tutur dia, Senin (12/9/2022) saat mendampingi bupati Bantul, Abdul Halim Muslich mengunjungi TPA Guwosari Kapanewon Pajangan.
Pemerintah Kabupaten mendorong ke semua pemerintah kelurahan untuk mendirikan tempat pengelolaan sampah mereka sendiri. Dengan mengalokasikan Dana Desa, maka tempat pengelolaan sampah di Kalurahan bisa terwujud.
Ia mengakui saat ini volume sampah yang dihasilkan penduduk mengalami tren kenaikan. Karena jumlah penduduk yang terus bertambah juga mengalami perubahan pola konsumsi. Salah satunya adalah tren belanja barang.
"Kalau dulu kan belanja itu datang ke toko, pilih barang kemudian bawa pulang barangnya. Jadi sampahnya sedikit. Nah kalau sekarang sangat membudaya pesan dengan layanan antar. Itu sampah pembungkusnya jadi banyak," ujar dia.
Untuk mengatasi persoalan sampah memang harus dimulai dengan pengurangan dari sumber. Jika hulu sampah diperhatikan maka nanti volume sampah yang dibuang ke TPST akan mengalami penurunan.
Bantul sendiri dalam sehari mampu menghasilkan sampah sebanyak 100 ton. Dan dalam setahun naik 5-10 ton karena Pertambahan sampah itu adalah eksponsential dengan jumlah penduduk, alias tidak ada pembanding pasti.
Pihaknya sendiri sudah memiliki 36 armada pengangkut sampah. Namun baru 16 dari 17 Kapanewon yang mereka layani.
Kapanewon Dlingo belum mendapatkan layanan armada sampah dari DLH karena karakteristiknya masih perdesaan dengan pekarangan yang luas masih bisa melakukan pengolahan. "Menambah jangkauan layanan perlu persiapan infrastruktur," ujarnya.
Menurutnya pengelolaan sampah melalui BUMKal memang cukup efektif mengurangi sampah yang masuk ke TPST Piyungan. Dia mencontohkan TPA Kalurahan Panggungharjo Kapanewon Sewon mampu mengelola 5-10 ton sampah dalam sehari dari kapasitas 30 ton perhari.
Editor: Ainun Najib