Gunung Merapi Muntahkan 3 Kali Awan Panas Guguran, Jarak Luncur 2.000 Meter
SLEMAN, iNews.id – Gunung Merapi di perbatasan jawa tengah dan DIY kembali meletus dengan memuntahkan tiga kali awan panas guguran sejauh 2.000 meter (2 km), Minggu (21/1/2024). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, awan panas guguran itu megakibatkan hujan abu di sejumlah titik.
BPPTKG menyebut awan panas guguran Gunung Merapi pertama terjadi pukul 08.25 WIB dengan amplitudo max 62 mm durasi 191.28 detik. Awan panas kali ini memiliki jarak luncur maksimal 2000 meter ke Barat Daya atau ke arah Kali Bebeng.
"Visual Gunung Merapi berkabut dan arah angin ke Timur. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang berbahaya," tulis BPPTKG dalam keterangan resminya.
Hingga pukul 12.00 WIB tadi puncak Gunung Merapi diguyur hujan. Angin bertiup tenang ke arah timur. Suhu udara 18.8 °-26.0 C, kelembaban udara 60-99%, dan tekanan udara 873.5-918.5 mmHg. Volume curah hujan 5 mm per hari.
Aktivitas kegempaan lain adalah 28 kali gempa guguran dengan Amplitudo 3-22 mm, Durasi : 22.36-129.6 detik. 2 kali Gempa vulkanik Dangkal dengan Amplitudo 38-50 mm berdurasi 8.44-9.56 detik.
Kemudian sekitar pukul 13.55 WIB, dengan Amplitudo max 42 mm. Durasi 214.40 detik, jarak luncur maksimal 2000 meter ke Barat Daya atau Kali Bebeng. Kemudian pukul 14.12 WIB, dengan Amplitudo max 70 mm. Durasi 239.64 detik, jarak luncur maksimal 2400 meter ke Barat Daya.
"Visual Gunung Merapi berkabut dan arah angin ke Timur. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," kata dia.
BPPTKG mengungkapkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya serta mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Selain itu, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.
Editor: Kastolani Marzuki