Hati Suhita, Film yang Mengangkat Perjodohan di Kalangan Pondok Pesantren
Hingga puncaknya Alina Suhita pulang ke rumahnya untuk bertemu kakek neneknya. Hingga akhirnya bertemu dengan lelaki yang telah lama memendam rasa dengan Alina Suhita. Kisah keduanya berakhir bahagia ketika Gus Birru terbuka hatinya menerima Alina Suhita berkat film dokumenter yang dibuat oleh Rengganis
Roman ini mengambil background pondok pesantren, film ini juga menepis anggapan pondok pesantren adalah tempat yang kaku, kuno dan tradisional. Sikap bagaimana seorang menantu berbakti kepada mertuanya hingga sikap hormat para santri terhadap Ning atau menantu pemilik pondok pesantren juga tergambar jelas.
Khilma Anis menuturkan sebenarnya melalui novel yang akhirnya dijadikan film tersebut, dia ingin menyajikan perjodohan dengan positif. karena dia ini lahir dan besar di dunia Pesantren dan sampai sekarang juga masih mengasuh pondok pesantren.
"Saya ingin membawakan cerita tentang perjodohan tapi nadanya positif selama ini cerita tentang perjodohan nadanya kan selalu negatif kalau ini positif,"kata dia.
Dia beralasan pesantren itu berhak mempertahankan dinastinya bukan karena tidak bisa menerima kehadiran sosok seperti Rengganis, tetapi karena memang pesantren itu harus memiliki penerus dan kebetulan di cerita ini penerusnya modelnya seperti Gus Birru.
Gus Birru sendiri adalah sosok yang tidak mau terjebak di dalam aktivitas domestik Pesantren dan memilih beraktivitas di luar pesantren. Tetapi Pesantren harus tetap berlangsung maka pemilik Pesantren memilih Alina dan akhirnya dijodohkan dengan Gus Birru.
"Gus Birru sebenarnya sudah memiliki kekasih,"ujarnya.
Editor: Ainun Najib