Jadi Sumber Kehidupan, Warga KRB Tetap Bertahan dan Bersahabat dengan Bencana Merapi

SLEMAN, iNews.id – Warga Lereng Merapi, terutama Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Turgo, Purwobinangun, Pakem dan Tunggularum, Wonokerto, Turi, Kabupaten Sleman tetap bertahan hidup di wilayahnya. Meski berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, mereka menjalani kehidupan secara normal dan bersahabat dengan bencana.
Aktivitas warga Tunggularum, Wonokerto, Turi, Sleman yang berjarak 5,5 km dari puncak Gunung Merapi pagi ini berjalan normal. Mereka beraktivitas ke ladang untuk mencari rumput, bertani dan mencari kayu di lereng yang berada di atas tempat tinggalnya. Setelah selesai menjalankan aktivitas mereka akan pulang, bisa siang hari bahkan ada yang menjelang petang.
Begitu juga yang bekerja di instansi baik negeri maupun swasta pergi ke tempat kerjanya dan kembali seusai jam kantor. Kemudian di malam hari, mengikuti kegiatan di kampung pada umumnya.
Padukuhan Tunggularum, dihuni sekitar 200 kepala keluarga dengan 800-an jiwa. Mayoritas pendudukan sudah berusia lanjut, yang tidak lepas tingginya usia harapan hidup.
Tokoh Masyarakat (Tomas) Wonokerto, Turi, Tomon Haryo Wirosobo mengatakan, ada beberapa alasan mengapa warga KRB lereng Gunung Merapi, tetap bertahan meski ada ancaman bencana di tempat tersebut.
Warga KRB III tetap bertahan, karena sudah merupakan siklus hidup mereka, imana sejak lahir sudah tinggal di tempat tersebut. Apapun kondisinya tetap bertahan dan tidak ada alasan mengapa harus pindah meninggalkan tempat tinggalnya.
“Kecuali secara alam ada ancaman real yang mengharuskan warga pindah. Kalau hanya nanti ada bahaya tidak percaya. Sebab mereka lebih paham tentang karakter daerahnya,” katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi