Keraton Yogya Kenalkan Filosofi Vegetasi di International Symposium and Exhibition on Javanese Culture 2023

YOGYAKARTA, iNews.id- Keraton Yogyakarta menggelar International Symposium and Exhibition on Javanese Culture 2023. Agenda tahunan ini dalam rangka memperingati Tingalan Jumenengan Dalem (peringatan kenaikan tahta) Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Untuk menandai ulang tahun kenaikan takhta ke-34 raja Jogja kali ini mengusung tema The Meaning and Function of Vegetation in Preserving Nature and Traditions in the Sultanate of Yogyakarta.
Ketua panitia penyelenggara International Symposium and Exhibition on Javanese Culture 2023 Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu mengatakan, tema tersebut diambil dalam rangka untuk mengenalkan makna dan fungsi vegetasi dalam menjaga kelestarian alam dan tradisi di Keraton Yogyakarta.
"Tema simposium beda-beda, kenapa vegetasi? Pertama, kalau berbicara sumbu filosofi ini jarang disorot, sebagai orang Jawa bukan hanya yang kelihatan, orang Jawa itukan simbolis. Misal penggunaan bunga mawar untuk orang terkasih, kembang kantil terlihat horor padahal di Keraton terbalik. Justru bunga mawar itu untuk bunga tabur," kata dia dalam sesi jumpa pers di hotel Plaza Ambarrukmo, Depok, Sleman, Kamis (09/03/2023).
Lebih lanjut, terkait dengan jenis-jenis vegetasi yang syarat akan makna dan penuh filosofi diantaranya adalah pohon beringin yang ditanam di Alun-alun Keraton. Pohon beringin dianggap sebagai pohon hayat atau pohon kehidupan. Pokok pohon yang besar sangat efektif dalam menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen.
Ada juga pohon Keben yang ditanam di sekitar Kamandungan Lor atau halaman Keben. Keben sendiri berasal dari kata tangkeb-en, atau menutup, yang dimaksud adalah menutup segala pengaruh hawa nafsu. Ada pula yang memaknainya sebagai hangrukebi, atau melindungi.
Editor: Ainun Najib