Kisah Cinta Patih Gajah Mada, Hatinya Terjerat 3 Perempuan Berbeda

JAKARTA, iNews.id - Patih Gajah Mada terkenal dengan sumpah Palapanya. Tokoh sentral di Kerajaan Majapahit ini ternyata punya kisah asmara yang tidak semuanya berakhir dengan bahagia.
Gajah Mada pernah menggemparkan Kerajaan Majapahit saat mengucapkan Sumpah Palapa pada 1258 Saka atau 1336 Masehi. Sumpah Gajah Mada itu terekam dalam Kitab Pararaton.
"Dia, Gajah Mada sebagai Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompu, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa," bunyi sepenggal cerita pengangkatan Gajah Mada di Kitab Pararaton.
Dari berbagai referensi, tercatat ada tiga perempuan yang dikaitkan dengan Mahapatih Gajah Mada. Pertama yaitu Puranti yang merupakan putri Demang Suryanata dari Kerajaan Kahuripan.
Kedua, Dyah Pitaloka Citaresmi putri Kerajaan Sunda yang terkenal akan kecantikannya pada masa itu. Sedangkan yang ketiga yakni, Ni Luh Ayu Sekarini putri Ki Dukuh Gedangan dari Kerajaan Bali.
Berikut kisahnya:
1. Kisah cinta Gajah Mada dengan Puranti dimuat dalam buku "Kisah Cinta Gajah Mada, Kontroversi Kehidupan Sang Mahapatih" karya Gesta Bayuadhy, cetakan pertama 2015.
Kisahnya dimulai sebelum Gajah Mada menjadi prajurit Bhayangkara. Saat itu Gajah Mada dikenal sebagai seorang Bekel Dipa atau prajurit biasa yang mengabdi di Kerajaan Kahuripan yang merupakan kerajaan bawahan Majapahit.
Gajah Mada yang seorang prajurit ini pun jatuh hati terhadap putri Demang Suryanata dari Kerajaan Kahuripan yang bernama Puranti. Namun saat cinta keduanya bersemi sang kekasih Puranti ketika itu dilamar oleh Raden Damar, putra seorang patih bernama Rangga Tanding di Kahuripan.
Tentu saja Demang Suryanata tidak bisa menolak lamaran tersebut mengingat dia bawahan Patih Rangga Tanding. Posisi Gajah Mada yang hanya seorang Bekel Dipa (prajurit biasa) hanya bisa menerima kenyataan, dan bersedia mundur demi kebahagian sang kekasih Puranti.
Namun celakanya ketika Gajah Mada tengah berduaan dengan Puranti dipergoki Raden Damar. Akibatnya Raden Damar salah paham sehingga terjadilah pertarungan antara Gajah Mada dengan Raden Damar. Dalam pertarungan tersebut Raden Damar tewas sehingga mengharuskan Gajah Mada pergi mengabdi ke Majapahit. Kisah cinta ini pun terputus.
2. Sementara kisah cintanya dengan Dyah Pitaloka Citaresmi juga disebutkan dalam beberapa literatur. Di mana disebutkan Gajah Mada pernah menjalin hubungan asmara dengan Dyah Pitaloka Citaresmi.
Putri Kerajaan Sunda tersebut, terkenal akan kecantikannya pada masa itu. Sehingga kecantikan Dyah Pitaloka Citaresmi ini pun terdengar hingga ke telinga Prabu Hayam Wuruk. Namun saat Dyah Pitaloka dilamar Prabu Hayam Wuruk sang patih berusaha menggagalkannya.
Lalu terjadi Perang Bubat antara Majapahit dengan Kerajaan Sunda yang menyebabkan Dyah Pitaloka bunuh diri karena seluruh pasukan Kerajaan Sunda yang dipimpin Maharaja Linggabuana berhasil dibunuh oleh prajurit Majapahit pimpinan Gajah Mada.
Editor: Ainun Najib