get app
inews
Aa Text
Read Next : Sejarah Masa Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Majapahit akibat Perebutan Takhta

Kisah Cinta Patih Gajah Mada, Hatinya Terjerat 3 Perempuan Berbeda

Sabtu, 05 Februari 2022 - 09:50:00 WIB
  Kisah Cinta Patih Gajah Mada, Hatinya Terjerat 3 Perempuan Berbeda
Patih Kerajaan Majapahit, Gajah Mada disebut di berbagai literatur pernah terlibat kisah asmara dengan tiga perempuan. (Foto ilustrasi: Sindonews).

3. Berdasarkan Prasasti Aria Bebed yang berupa lempengan tembaga di halaman Candi Aria Bebed di Desa Bubunan, Kecamatan Sririt, Kabupaten Buleleng, Singaraja, hanya dengan Ni Luh Ayu Sekarini ini lah Gajah Mada disebut-sebut menikah dan dikaruniai putera bernama Aria Bebed.

Dalam prasasti tersebut, memuat cerita tentang Gajah Mada yang diutus Ratu Tribhuwanatunggadewi untuk melakukan penyerbuan dan penaklukan terhadap Kerajaan Bali. Di sana, Gajah Mada sempat mendatangi Pedukuhan Gedangan untuk bermeditasi.

Lalu Gajah Mada yang sempat tinggal dan melakukan meditasi di tempat itu sekitar kurang lebih empat bulanan, sering bertemu dengan putri Ki Dukuh Gedangan yang bernama Ni Luh Ayu Sekarini. Dikisahkan Gajah Mada pun langsung jatuh hati terhadap Ni Luh Ayu Sekarini yang cantik jelita.

Lalu benih-benih cinta tumbuh di antara keduanya hingga sampai menikah. Sehingga Ni Luh Ayu Sekarini mengandung. Namun sebelum anaknya lahir, Gajah Mada harus kembali ke Mahapahit karena dipanggil Ratu Tribhuwanatunggadewi.

Setelah putra Gajah Mada itu menjadi dewasa, dia mencari ayahnya ke Majapahit. Anak hasil buah cinta Gajah Mada dengan Ni Luh Ayu Sekarini, yang diberi nama Aria Bebed, sempat beberapa lama tinggal di Majapahit sebelum akhirnya kembali ke Bali.

Buku karya Gesta Bayuadhy menyebut Gajah Mada sebagai sosok pimpinan yang tidak berambisi pada harta, tahta, dan perempuan. Ini disebut-sebut setelah Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapanya guna mempersatukan Nusantara.

Selain itu sosok Sang Mahapatih ini terekam dalam biografi novel sejarah karya Langit Kresna Hadi berjudul "Gajah Mada: Hamukti Palapa" yang diterbitkan penerbit Tiga Serangkai, Solo. Di dalam buku itu Gajah Mada juga disebutkan tidak berambisi pada perempuan.

Dalam biografi tersebut ditulis kutipan dialog antara Gajah Mada dengan Mahapatih Arya Tadah tentang istri atau perempuan.

"Perempuan adalah sumber kelemahan bagiku, Paman! Yang jika aku layani, akan menjadi penghambat semua gerak langkahku. Ke depan, aku tak ingin terganggu oleh hal sekecil apapun. Padahal, ke depan, Majapahit membutuhkan para lelaki perkasa, membutuhkan laki-laki yang tangguh, tidak takut darah tumpah dari tubuhnya, dibutuhkan laki-laki pilih tanding yang berani berkorban dan tidak terikat oleh waktu," ucapnya.

Bagaimana seorang laki-laki bisa bebas dan berani meluaskan wilayah Majapahit, yang untuk keperluan itu mungkin harus dengan pergi bertahun-tahun jika dia terikat oleh seorang istri, terikat oleh anak atau keluarga. Bagaimana aku bisa mewujudkan semua impianku itu jika aku terganggu makhluk perempuan bernama istri, yang merengek merajuk. Istri atau perempuan bagiku tidak ubahnya rasa lapar dan haus yang harus dilawan," kata Gajah Mada.

Gajah Mada mampu mewujudkan Sumpah Palapanya dengan mempersatukan Nusantara di bawah panji Kerajaan Majapahit. Pelaksanaan politik penyatuan Nusantara dilakukannya selama 21 tahun lamanya.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut