Padukan Konsep Makanan Modern dan Klasik, Lukisan Bumi Coba Lestarikan Rasa Indonesia

SLEMAN, iNews.id- Indonesia dikenal sebagai penghasil rempah-rempah terkemuka di dunia. Kekayaan rempah-rempah ini pula menjadikan Indonesia juga memiliki kuliner yang beragam. Berbekal dari rempah ini pula maka kuliner di tanah air memiliki citarasa yang sangat khas masing-masing daerahnya

Di tengah gempuran makanan ala barat ataupun oriental lainnya, masih ada tempat makan yang berusaha mempertahankan cita rasa khas Yogyakarta. Salah satunya adalah Lukisan Bumi, tempat makan yang berada di Jalan Palagan Sleman.

Gugatan Warga ke Bupati Sleman Selesai di Meja Mediasi, Sarpras Pasar Godean Diperbaiki

Hadir membawa warna baru dalam industri kuliner yang terus berkembang pesat di Yogyakarta, Lukisan Bumi menggabungkan kekayaan rempah Indonesia dengan perkembangan kultur Indonesia masa kini.

"Lukisan Bumi memiliki misi untuk melestarikan cita rasa asli Indonesia, melalui permainan racikan rempah berpadu dengan gaya suguhan masa kini,"kata Direktur sekaligus pendiri dari Lukisan Bumi Indonesia, Duke Yudhistira, Kamis (9/2/2023).

Anggota DPR: Aksi Klitih Musuh Bersama Masyarakat Jogja

Cerita ini ingin terus disampaikan melalui racikan menu Lukisan Bumi. Hal ini juga sejalan dengan arti nama dari Lukisan Bumi Apapun yang mereka ciptakan, merupakan hasil dan bagian dari Lukisan Bumi.

Konsistensi menu Indonesia otentik juga dijaga dengan pemanfaatan bahan baku yang lebih dari 97 persenmenggunakan bahan baku lokal, di mana sebagian besar pula diambil dari petani dan pemasok serta produsen lokal. "Sejak hadir pada Oktober 2022, Lukisan Bumi menyajikan lebih dari 85 pilihan menu,"kata dia.

Dinas Pariwisata DIY: Klitih di Nol Kilometer Rusak Citra Pariwisata DIY

Menu di tempat mereka memang serba rempah mulai dari menu makanan pembuka, makanan inti, makanan penutup, hingga kopi, teh, dan minuman herbal. Sebut saja Nasi Goreng Lidah, perpaduan banyak rempah Indonesia yang lezat dan gurih, dengan potongan Lidah Sapi yang lembut dan hint rasa kecombrang sebagai pelengkap rasa.

Editor: Ainun Najib