Panwaslu Temukan 13.000 Data Pemilih Kulonprogo Masih Bermasalah
KULONPROGO, iNews.id – Data pemilih bermasalah untuk Pemilu 2019 masih ditemukan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kulonprogo. Dari pencermatan terhadap daftar pemilih sementara hasil perbaikan (DPS HB), ada puluhan ribu data pemilih yang tidak akurat.
Koordinator Divisi Penindakan Pelanggaran Panwaslu Kulonprogo Tamyus Rohman mengatakan, sebagian besar data yang bermasalah karena banyak data yang penulisan tanggal dan bulan kelahirannya terbalik. "Hasil pemeriksaan kami, ada sekitar 13.000 data yang bermasalah," katanya, Senin (6/8/2018).
Masalah ini ditemukan di seluruh jenjang pengawasan, baik di tingkat desa maupun kecamatan (Panwascam). Hasil itupun sudah dikomunikasikan dengan PPS, PPK maupun dengan KPU agar segera disempurnakan.
Selain faktor di atas, ada juga data pemilih yang sudah meninggal dunia namun masih tercatat dan data NIK tidak lengkap bagi sejumlah narapidana. "Kami cek di rumah sakit juga banyak yang tidak sesuai alamat di TPS," ujarnya.
Komisioner KPU Kulonprogo Marwanto mengaku belum bisa mendata keseluruhan data yang bermasalah. Mereka masih terus melakukan pencermatan terhadap DPS hasil perbaikan, termasuk menyinkronkan dengan temuan dari panwas di tingkat desa dan kecamatan. "Kami nanti akan kumpulkan PPK dan juga panwas untuk menyinkronkan data," katanya.
Dia menjelaskan, tidak mudah untuk menindaklanjuti temuan panwas karena tidak didukung dengan data yang lengkap. Hal ini menjadikan proses pengecekan juga kurang bisa maksimal. Khusus untuk data yang tanggal lahir dan bulan terbalik itu karena sistem. Dalam memasukkan data sebenarnya sudah mengikuti mekanisme dan aturan. Namun begitu data keluar, hasilnya tetap terbalik.
"Kalau yang menyangkut masalah sistem, kami akan komunikasikan dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil," ujarnya.
Diagendakan, pertengahan Agustus mulai diplenokan di tingkat PPS dan Kecamatan. Selanjutnya, KPU Kulonprogo akan melakukan pleno terhadap data dari 12 kecamatan pada akhir bulan mendatang. "Wilayah Kokap dan Lendah menjadi lokasi banyak temuan data yang terbalik," tuturnya.
Editor: Donald Karouw