YOGYAKARTA, iNews.id- Kasus stunting menjadi salah satu di antara 10 isu strategis dalam Muktamar ke-48 Aisyiyah. Tingginya angka stunting di Indonesia menggerakkan organisasi perempuan Muhammadiyah ini untuk membawa program rumah gizi dalam agenda Muktamar Muhamadiyah dan Aisyiyah yang akan berlangsung di Surakarta, Solo, Jawa Tengah pada 18-20 November mendatang.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini mengatakan, berdasarkan hasil riset studi status gizi balita, prevalensi stunting di Indonesia ada di angka 27,67 persen. Angka tersebut masih di atas ambang batas standar WHO yaitu 20 persen.
5 Santri Ponpes Al Mukmin Sukoharjo Terseret Ombak di Pantai Seruni Gunungkidul, 1 Hilang
Padahal, pemerintah telah menetapkan target penurunan angka stunting pada tahun 2024 mencapai 14 persen. "Target penurunan stunting yang harus dicapai dua tahun lagi ini tentu memerlukan kerja keras dan kolaborasi banyak pihak, baik itu pemerintah termasuk organisasi masyarakat, seperti halnya Aisyiyah," ujar Noordjannah Kamis (17/11/2022).
Dia mengingatkan cita-cita pembangunan Indonesia untuk mewujudkan generasi emas di tahun 2045. Oleh karena itu, pencegahan stunting harus menjadi prioritas utama agar harapan tersebut bisa terealisasi.
Sekretaris PP Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochmah menjelaskan, program rumah gizi adalah upaya penurunan stunting dengan pendekatan berbasis komunitas. Menurutnya, metode ini cocok dilakukan, mengingat Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya bersifat komunal atau berkelompok.
Lebih lanjut, Tri Hastuti mengungkapkan, terdapat tujuh program dalam rumah gizi ini. Pertama, memberikan edukasi soal kebutuhan gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, maupun remaja perempuan, kedua memberikan konseling gizi maupun menyusui, ketiga pelatihan pengolahan makanan bergizi.
Keempat, pemberian makanan bergizi, kelima mewujudkan lumbung gizi melalui kebun sayuran, kolam ikan, atau ternak untuk memenuhi kebutuhan sumber gizi, keenam sosialisasi sanitasi dan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan terakhir memberikan dukungan keluarga melalui tokoh agama ataupun tokoh masyarakat.
"Dukungan keluarga baik itu suami ataupun nenek atau pengasuh itu sangatlah penting untuk mencegah stunting. Jadi kita juga akan memberikan edukasi tentang pencegahan stunting kepada suami maupun anggota keluarga lainnya yang terlibat dalam pengasuhan," ujarnya.
Melalui program rumah gizi ini, Aisyiyah berharap bisa ikut berkontribusi pada 5 pilar penurunan stunting sebagaimana menjadi bagian dari strategi percepatan penurunan stunting.
Tri menyampaikan, kelima pilar tersebut meliputi komitmen dan visi pimpinan, kampanye dan perubahan perilaku, komitmen politik dan akuntabilitas, konvergensi, koordinasi, konsolidasi program, ketahanan pangan, dan pemantauan evaluasi.
Editor : Ainun Najib
Follow Berita iNewsYogya di Google News