Presiden Palestina Berniat Pulihkan Kerja Sama dengan Israel

RAMALLAH, iNews.id - Presiden Palestina Mahmoud Abbas berniat memulihkan hubungan dengan Israel setelah memutusnya pada Mei lalu. Namun belum jelas kapan rencana tersebut diwujudkan.
"Menyoroti kontak internasional Presien Mahmoud Abbas, serta mengingat komitmen tertulis dan lisan yang kami terima dari Israel, kami akan melanjutkan hubungan yang pernah ada sebelum 19 Mei 2020," kata Hussein al-Sheikh, Menteri Urusan Sipil Palestina dikutip dari AFP, Rabu (18/11/2020).
Pada Mei lalu, Presiden Abbas sempat mengumumkan penghentian hubungan keamanan sebagai respons atas rencana Israel mencaplok sebagian Tepi Barat. Saat itu, Abbas mengatakan bahwa pemerintahannya tidak lagi terikat oleh semua perjanjian dan pemahamannya dengan pemerintah Amerika Serikat dan Israel. Abbas juga menegaskan Palestina tidak akan memenuhi kewajiban berdasarkan perjanjian termasuk yang berkaitan dengan keamanan.
Keputusan itu berdampak luas, termasuk urusan mengatur pemindahan pasien Palestina ke rumah sakit Israel. Otoritas Palestina juga berhenti menerima transfer pajak, khususnya bea masuk, yang dikumpulkan oleh Israel atas namanya.
Kehilangan pemasukan dari transfer pajak Israel, pemerintah Palestina terpaksa memotong gaji pegawai negeri pada saat ekonomi negara mulai terdampak pandemi Covid-19.
Sheikh tidak merinci apakah kembali ke hubungan Israel-Palestina sebelumnya berarti dimulainya kembali transfer pajak.
Kabar Palestina berencana memulihkan hubungan dengan Israel bersamaan dengan kedatangan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, di negara Yahudi awal pekan ini.
Palestina menyambut baik kemenangan capres dari Partai Demokrat, Joe Biden, dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2020. Biden dalam kampanyenya pernah mengatakan pemerintahannya akan memulihkan oposisi AS terhadap pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat.
Itu berbanding terbalik dengan kebijakan Donald Trump yang mendukung perluasan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina. Langkah tersebut menuai kecaman keras dari Palestina serta dianggap sebagai tindakan jelas membela kepentingan Israel. Warga Palestina juga marah ketika Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara Yahudi.
Israel tunda aneksasi wilayah Palestina
Israel menunda rencana aneksasi yang didukung AS sebagai imbalan atas kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab, yang diumumkan pada Agustus.
"Kami akan melanjutkan kontak dengan Israel mengenai masalah keuangan, masalah kesehatan, masalah politik," kata Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh Selasa.
PM Shtayyeh mengatakan Keputusan itu diambil setelah menerima sepucuk surat yang menunjukkan "bahwa Israel siap untuk berkomitmen pada perjanjian yang ditandatangani dengan kami. "Bagi kami, ini adalah langkah yang sangat penting ke arah yang benar," ucapnya.
Editor: Ainun Najib