Tari Bedhaya Ketawang, Ritual Sakral Raja Jawa Bersetubuh dengan Penguasa Laut Selatan

Begitu pula dengan sembilan orang penari Bedhaya Ketawang. Mereka juga memakai busana batik dengan pola gadung mlati. Para penari rata-rata berparas rupawan.
Mereka berasal dari lingkungan keluarga bangsawan, bagian dari kerajaan. Selain berjiwa tenang, para penari Bedhaya Ketawang juga harus dalam keadaan bersih jasmani, yakni tidak dalam keadaan menstruasi.
Konon, Raja Jawa bisa langsung melihat siapa penari yang diambilnya nanti. Raja melihat penanda cahaya redup kehijauan yang memancar dari bagian paling tersembunyi (bagian intim) dari sang penari.
Di saat itu, si penari Bedhaya Ketawang akan mengalami situasi kerasukan, di mana diyakini roh halus sang Ratu sedang merasukinya.
“Sang penari yang kerasukan, dibawa ke Proboyekso (kediaman pribadi raja), di mana puteri belia itu disetubuhi oleh Susuhunan (Raja Jawa) dalam ritual yang mengingatkan rayuan asmara antara Senopati dan Ratu Kidul,” demikian tertulis dalam Perempuan-perempuan Perkasa di Jawa Abad XVIII-XIX (2016).
Editor: Nur Ichsan Yuniarto