Tes Covid-19 Buat Mahasiswa di Yogyakarta Dilema
Hal senada disampaikan Halida Fitri (22). Dia merasa terbebani dengan biaya rapid test. Sebab biaya transportasinya ke kampung halaman di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat menurutnya cukup mahal. Tiket pulangnya menggunakan pesawat bisa mencapai Rp7 juta.
"Apalagi hasil tes cuma berlaku 14 hari. Kalau mau swab test jelas kemahalan," kata Halida.
Berbeda dengan Carol, Halida justru khawatir dengan respon lingkungan di sekitar kos terhadap orang yang positif Covid-19. Akan tetapi bukan lantaran khawatir dikucilkan, Halida lebih mengkhawatirkan biaya tambahan yang harus ditanggung oleh uang jajan bulanannya selama di Jogja.
"Di lingkungan indekosku ketat sekali. Teman yang baru balik dari Lombok, sampai kos disuruh tes lagi sama yang punya kos. Tentu saja itu kan biaya lagi. Padahal menurut prosedur daerah ya karantina mandiri, kalau ada keluhan baru minta surat ke RT untuk dirujuk ke rumah sakit," kata Halida.
Halida juga mempertimbangkan prosedur rapid test di puskesmas-puskesmas yang menurutnya rumit. Halida tidak mempermasalahkan tes ulang saat hasil rapid test-nya positif, tetapi dia hanya malas mengantre lama di puskesmas yang menurutnya riskan terjadi penularan virus.
Melihat fenomena itu, Halida semakin kuat untuk mengurungkan diri untuk pulang ke kampung halaman. Dia masih belum tahu kapan dia bisa pulang ke kampung halamannya.
Editor: Nani Suherni