get app
inews
Aa Text
Read Next : Sadis! Mahasiswa di Purwakarta Bunuh Siswi SMP gegara Tolak Ajakan Bersetubuh

Tes Covid-19 Buat Mahasiswa di Yogyakarta Dilema

Selasa, 11 Agustus 2020 - 08:54:00 WIB
Tes Covid-19 Buat Mahasiswa di Yogyakarta Dilema
Alat Swab Test (foto: ist)

YOGYAKARTA, iNews.id - Banyak mahasiswa memutuskan tetap tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat pandemi Covid-19 melanda. Mahalnya biaya tes sebagai persyaratan untuk kembali ke Yogyakarta pun, membuat mereka terpaksa menahan rindu.

Sepekan lalu, masa tanggap darurat DIY resmi diperpanjang karena jumlah kasus positif kian bertambah. Praktis, sistem perkuliahan via online juga diperpanjang. Begitu pula dengan penerimaan mahasiswa baru dan ospek universitas dilakukan secara daring.

Mahasiswa yang mengikuti kuliah secara daring, praktis tidak memiliki kegiatan apapun di kampus. Banyak dari mereka yang memilih untuk pulang ke kampung halaman.

Tetapi tidak dengan Carolina Ramanita Wala Ola, 21. Mahasiswi asal Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu memilih tetap tinggal di Jogja hingga waktu yang belum ditentukan. Rapid test ternyata menjadi salah satu alasannya untuk tetap tinggal di Jogja.

"Saya tidak tertarik (rapid test maupun swab test). Pertama karena rumah saya jauh dan harga tiket pesawat mahal, lalu masih harus ditambah dengan tes swab yang harganya bisa mencapai Rp1 jutaan atau rapid test sekitar Rp200.000? Wah, kurang worth it," kata mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), dikutip dari Harianjogja.com, Selasa (11/8/2020).

Dengan tarif yang dinilainya tidak bersahabat bagi kantong mahasiswa itu, baik rapid test maupun tes swab, dia merasa kurang efektif. Pasalnya meskipun surat hasil rapid test berlaku selama 14 hari, seseorang masih bisa terinfeksi virus corona dalam rentan waktu tersebut.

"Kalau hanya rapid test sebenarnya agak terjangkau, tapi menurut saya kurang akurat. Kalau yang akurat swab test pun kemahalan, apalagi setelah swab masih bisa terinfeksi di jalan kan? Sampai sana (Flores) masa swab lagi buat memastikan?" kata Carol.

Carol mengaku tidak mempermasalahkan stigma teman satu kos atau tetangga indekosnya di kawasan Babarsari, Sleman, apabila hasil tesnya positif. Menurutnya, lingkungan sekitarnya justru akan cepat tanggap membantu apabila ada seseorang di sekitar mereka ternyata positif Covid-19. Misalnya memanggil ambulans atau lapor ke ketua RT.

Carol juga sudah mempelajari prosedur rapid test dan tes usap sebagai syarat perjalanan. Menurutnya itu tak terlalu rumit. Beberapa kawannya, kata dia, sudah bisa mendapatkan surat rapid test dalam waktu satu hari saja.

Itulah sebabnya, Carol mutlak hanya mempermasalahkan tarif yang terlalu mahal serta sistem tes yang menurutnya tidak efektif. Belum lagi hatinya dipenuhi perasaan takut jika dia menularkan virus kepada keluarganya di Flores, tanpa dia ketahui.

"Selain biaya tes mahal, keluarga saya yang di kampung halaman kebanyakan udah tua. Jadi daripada berisiko, lebih baik saya tetap di Jogja saja," kata Carol.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut