Waduh, Indonesia Ternyata Penghasil Sampah Makanan Terbesar Kedua di Dunia
Seperti yang dilakukan hari ini, pihaknya menggelar workshop bertema pengurangan food loss dan waste food dengan melibatkan 20 negara.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan MACS-G20 pada 5-7 Juli 2022 di Bali dan Workshop Teknis Perubahan Iklim pada 3-5 Agustus 2022 di Bogor.
"Hari ini rangkaian acara dari kegiatan G20 MACS yang sudah kita lakukan di bulan Juli di Bali, jadi ini MACS itu pertemuan kepala-kepala scientist di seluruh daerah G20," kata Fadjry.
Workshop yang digelar selama dua hari tersebut bertujuan untuk mendukung pencapaian target SDG 12.3, mengurangi separuh sisa makanan di tingkat ritel, layanan makanan, dan rumah tangga, mengurangi kehilangan makanan di seluruh rantai pasokan serta memfasilitasi kerja sama dan jejaring di antara negara ASEAN.
Fadjry mengungkapkan ada banyak makanan yang terbuang di seluruh dunia, sedangkan kebutuhan pangan dunia pada tahun 2050 akan meningkat 50-100 persen sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang diperkirakan mencapai 9,7 miliar.
"Kalau kita lihat di dunia berapa banyak loss makanan yang hilang, melihat dari budidaya on farm, sampai off farm. belum lagi waste kita," ujarnya.
Workshop hybrid ini diikuti oleh lebih dari 400 peserta meliputi para petani champion, asosiasi petani, akademisi riset nasional dan internasional, praktisi, industri, pembuat kebijakan, regulator, mahasiswa, komunitas, NGO, supermarket, dan pemangku kepentingan lainnya.
Pada hari pertama, 5 Oktober 2022, tujuh pembicara para ahli Food Loss and Waste berasal dari Jerman, Roma-Italia, Jepang, Thailand, Perancis, dan Indonesia dihadirkan, baik luring maupun daring Pada tanggal 6 Oktober 2022, acara dilanjutkan dengan kunjungan lapangan (field trip) ke beberapa lokasi terkait pengurangan food loss and waste.
Editor: Ainun Najib