Motif Batik Cakar Ayam
Motif Cakar Ayam termasuk motif ceplok yang tersusun atas garis putus-putus, titik-titik, dan variasinya sepintas seperti motif pada anyaman. Motif cakar ayam tersusun menurut bidang geometris.
Ditinjau dari kata cakar ayam berasal dari kata cakar dan ayam, karena kesan pertama yang tampak motif ini membentuk jari-jari ayam. Kegiatan ayam dalam upaya mencari makan dengan menggunakan cakarnya melambangkan semangat hidup manusia di masa mendatang.
Motif cakar ayam mengandung harapan dapat mencari nafkah sendiri, banyak rejeki, banyak anak, tenteram dan sejahtera sepanjang masa.
Motif Batik Parang Kusuma
Motif ini terdiri atas unsur motif api dan motif mlinjon, yang tersusun menurut garis diagonal dengan motif api atau motif parang posisinya bertolak belakang dengan motif mlinjon yang berbentuk segi empat belah ketupat.
Pada tengah motif api terdapat dua motif bunga kecil bertajuk tiga dan saling bertolak belakang. Motif batik parang kusuma biasanya digunakan untuk busana pengantin Kasatrian Ageng. Batik ini merupakan busana putra-putri Sultan yang semula digunakan untuk malem selikuran. Namun kini menjadi busana pengantin.
Motif Batik Simbar Lintang
Motif ini juga termasuk dalam batik ceplok yang menggambarkan rupa angkasa yang bermandikan cahaya bintang di malam hari. Pola batik simbar lintang terdiri atas motif bersimbar bertajuk empat dan motif bunga bertajuk delapan.
Motif tersebut memiliki arti serupa dengan jantra atau cakar, yang dalam kepercayaan Hindu Jawa dianggap sebagai lambang hidup yang kekal. Simbar lintang memiliki makna, agar pasangan pengantin senantiasa mendapatkan anugerah yang berupa kesentosaan, kebahagiaan, makmur sandang pangan, dan sejahtera selama-lamanya. Batik ini dikenakan sebagai busana pengantin pria dan wanita dalam upacara sepasaran.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait