Asal Usul
Terbentuknya nama Sekaten ini diambil dari kata syahadatain yang memiliki arti persaksian (syahadat) yang dua. Lalu, beradaptasi lagi menjadi : sahutain yang bermakna menghentikan atau menghindari dua perkara yaitu sifat lacur dan menyeleweng.
Kemudian sakhatain yang bermakna menghilangkan dua perkara yaitu watak hewan dan sifat setan sakhotain yang bermakna menanamkan dua perkara yaitu selalu memelihara budi suci yang selalu mendambakan diri kepada Tuhan
sekati yang bermakna setimbang.
Orang hidup harus bisa menimbang serta menilai hal baik dan buruk sekat yang bermakna batas, orang hidup harus bisa membatasi diri untuk tidak berlaku jahat.
Dalam pelaksanaan tradisi sekaten ini juga terdapat hal yang tidak boleh dilakukan yang dikenal dengan pantangan.
Pantangan Tradisi Sekaten
Abdi dalem niyaga (penabuh gamelan) selama menjalankan tugasnya memukul gamelan pusaka Kyai Sekati tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-hal tercela baik ucapan maupun prilaku.
Abdi dalem juga pantang melangkahi gamelan pusaka, tidak diperbolehkan untuk menambuh gamelan sebelum menyucikan diri dengan melakukan puasa dan mandi jamas.
Abdi dalem niyaga tidak diperbolehkan membunyikan gamelan pada malam Jumat dan hari Jumat siang, sebelum lewat waktu shalat zuhur.
Itulah informasi seputar tradisi sekaten yang jarang kita ketahui.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait