Ada Kemiripan Budaya Tionghoa dan Jawa, Begini Kata Sri Sultan HB X

YOGYAKARTA, iNews.id - Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XVIII yang digelar di Kampoeng Ketandan mulai Senin (30/1/2023) sampai dengan 5 Februari mendatang. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut ada kemiripan antara budaya Tionghoa dan Jawa.
Menurut Sultan, PBTY bisa menjadi tempat peristirahatan sejenak, untuk merenung kembali bagaimana membangun semangat Keindonesiaan yang belakangan ini kerap dilanda perselisihan antar golongan. Tidak hanya dari dalam negeri namun juga luar negeri hingga disintegrasi sosial.
Secara Kosmologi China (ilmu pembentukan alam semesta), unsur air dalam tahun Kelinci Air ini membawa aura kelembutan dan sifat adaptif. Oleh karenanya, kelembutan inilah yang membawa kedamaian guna memperkokoh persatuan dan kesatuan ditengah berbagai perbedaan.
"Mirip dengan budaya Tionghoa, dalam budaya Jawa, elemen air memiliki sifat luwes namun menyimpan kekuatan,” kata Sultan saat membuka PBTY, Senin (30/1/2023) malam.
Dalam keadaan normal, air mempunyai sifat tenang, tidak pernah menghancurkan atau menyingkirkan benda-benda yang menghalangi arusnya. Andai ada batu atau pohon, air senantiasa melaluinya dengan melewati halangan tanpa adanya korban.
Dengan filosofi ini, Sultan minta agar penanda tersebut dapat dijadikan kaidah penuntun hidup lingkungan alam semesta dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
"Jangan berhenti memaknainya sekadar pada ajaran kebaikan semata, tetapi hendaknya bisa dialirkan menjadi ujaran dan perbuatan kebaikan yang menyejukkan bagi sesama anak bangsa," paparnya.
Editor: Kuntadi Kuntadi