Ada Kemiripan Budaya Tionghoa dan Jawa, Begini Kata Sri Sultan HB X

Sultan juga berharap kegiatan PBTY XVIII dapat memberikan dampak positif bagi keberlangsungan ekonomi masyarakat secara lebih luas. Tidak hanya untuk masyarakat Ketandan saja, namun bisa menjadi sarana mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dan kesalahpahaman sosial budaya.
PBTY menjadi salah satu agenda budaya yang sangat dinantikan masyarakat. Ribuan pengunjung memadati Kampoeng Ketandan yang ada di kawasan Malioboro pada saat pembukaan, yang dimeriahkan dengan seni tari dan musik khas Tionghoa. Selain itu juga ratusan lapak pedagang yang menjajakan aneka jenis makanan.
Ketua umum panitia PBTY XVIII, Sugiarto mengatakan, acara ini diharapkan mampu membangkitkan ekonomi masyarakat dan menjadi ruang pengenalan dan pelestarian budaya.
"Dengan tema Bangkit Jogja Ku untuk Indonesia, acara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, baik dalam hiburan, pengenalan dan pelestarian budaya serta membangkitkan perekonomian menjadi lebih baik dari sebelumnya," katanya.
Selama gelaran PBTY ini, juga dimeriahkan dengan agenda Ketandan street food, panggung utama kesenian, atraksi naga barongsai, panggung hiburan musik, pertunjukan Wayang Potehi, hingga Malioboro Imlek Carnival.
Editor: Kuntadi Kuntadi