Angkernya Hutan Adat Wonosadi Gunungkidul, yang Berani Menebang Kayunya Akan Celaka

Onggoloco bertapa sambil membuat hutan dengan maksud untuk membalas budi baik kepada masyarakat karena baik hatinya. Terjadilah hutan itu sumber mata air yang sangat berguna bagi ketutuhan hidup di masyarakat sekitarnya sampai sekarang.
"Suburlah tanah disekitar hutan itu sampai menunjang ke daerah lain," ungkapnya.
Hutan ini dinamakan Hutan Wonosadi yang artinya kurang lebih Wono atau alas dan Sadi atau sandi yang berarti rahasia.
Apakah yang dirahasiakan sampai sekarang belum ada yang mengetahui. Untuk mengenang dan rasa terimakasih dari masyarakat kepada Onggoloco karena jasajasanya yang telah membuat hutan dan bersumber mata air maka setiap setahun sekali diadakan upacara Adad Tradisional yang disebut Sadran. (Sadranan berarti kiriman)
Dia menambahkan, banyak anggapan atau kepercayaan akan terjadi sesuatu yang buruk ketika masyarakat merusak hutan Wonosadi. Dia menceritakan pernah ada Lurah yang nekat menebang pohon menggunakan mesin gergaji. Tak berselang lama Lurah tersebut meninggal.
"Beliau meninggal karena nyemplung (masuk got). Banyak kejadian-kejadian mistis di sini. Terakhir tiga tahun lalu ada nenek hilang di hutan Wonosadi sampai sekarang belum ketemu. Bahkan SAR itu sampai menginap di sini herbulan-bulan tetapi tidak ketemu juga,"kata dia.
Keangkeran Hutan Wonosadi tersebut masih terjaga sampai saat ini. Hal tersebut tidak lepas dari pesan Rara Resmi yang melarang warganya untuk merusak hutan Wonosadi. Jika melakukannya maka akan terjadi sesuatu yang negatif menimpa mereka. "Sampai sekarang masih kami ugemi (percaya) pesan beliau,"ujar dia.
Editor: Ainun Najib