Cerita Rakyat Yogyakarta, Asal Mula Tombak Kyai Pleret

Dia berharap jika ia menghilangkan kemaluannya, dia bisa terbebas dari tuduhan Rasa Wulan. Namun Rasa Wulan tetap tidak percaya dan tetap meminta Syekh Maulana Maghribi untuk bertanggung jawab. Akhirnya Syekh Maulana Maghribi menyerah dan mau bertanggung jawab untuk merawat bayi di kandungan Rasa Wulan.
Waktu berlalu, bayi yang ada dikandungan Rasa Wulan akhirnya keluar. Setelah bayinya lahir, Rasa Wulan kemudian menyerahkannya kepada Syekh Maulana Maghribi agar bisa dirawat hingga dewasa. Syekh Maulana Maghribi kemudian menamai anak tersebut dengan nama Kidangtelangkas.
Sementara itu, kemaluan Syekh Maulana Maghribi yang sebelumnya telah ia cabut tiba-tiba saja berubah menjadi sebuah mata tombak. Tombak itu kemudian ia berinama Kanjeng Kyai Pleret yang dijadikan sebagai senjata andalan. Tombak Kyai Pleret kemudian diwariskan secara turun temurun kepada raja raja yang bertahta. Saat ini tombak tersebut dianggap sebagai peninggalan senjata pusaka dari kerajaan Mataram.
Itulah tadi kisah atau cerita rakyat Yogyakarta, asal mula Tombak Kyai Pleret. Dari cerita tersebut pelajaran yang bisa diambil yaitu, berani berbuat berani bertanggung jawab. Pelajaran lain adalah jangan membantah perintah orang tua.
Editor: Ainun Najib