Jenderal Kopassus Ini saat Muda Ternyata Hobi Berkelahi dan Pernah Ditahan Polisi

Saat masa perploncoan itu, Sutiyoso mendapat tekanan dan siksaan luar biasa dari seniornya yang kebetulan pernah satu angkatan di SMA 1 Semarang.
Momen ini dijadikan sebagai ajang balas dendam teman-temannya lantaran saat di sekolah mereka sama sekali tidak berani dengan Sutiyoso yang dikenal sebagai jagoan. Sutiyoso awalnya sempat ingin kabur dari Akmil, tapi batal dilakukannya.
Setelah lulus pendidikan di Akmil pada 1968 dan Sarcab Infanteri 1969, Sutiyoso memutuskan bergabung dengan Kopassandha yang kini bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Di Korps Baret Merah, Sutiyoso langsung diterjunkan ke medan operasi menumpas pemberontakan bersenjata PGRS/Paraku di belantara Kalimantan. Kemudian Operasi Timor Timur (Timtim) sekarang bernama Timor Leste. Sutiyoso juga terjun dalam medan perang di Aceh untuk menumpas GAM.
Kariernya semakin mentereng lantaran kesuksesannya dalam tugas. Berbagai jabatan strategis di Kopassus pun diembannya. Seperti Danton Grup 2 Parako/Kopassandha, Wakil Komandan (Wadan) Grup 1 Kopassus, Serang. Wakil Komandan (Wadan) Grup 3 Ujung Pandang, Asisten Personel (Aspers) Kopassus kemudian Asisten Operasi (Asops) Kopassus.
Puncak kariernya di Kopassus adalah saat dia diangkat menjadi Wakil Komandan Jenderal (Wadanjen) Kopassus pada 1992-1993. Usai malang melintang di Kopassus, Sutiyoso kemudian digeser menjadi Komandan Korem (Danrem) 062 Suryakancana, Bogor. Di sini Sutiyoso dinobatkan sebagai Danrem terbaik.
Sutiyoso kemudian digeser menjadi Kasdam Jaya hingga kemudian menjabat sebagai Pangdam Jaya menggantikan Mayjen TNI Wiranto yang diangkat menjadi Pangkostrad. "Itulah masa yang sangat unik. Ya mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran bagi anak-anak kita," kata Sutiyoso yang akrab dipanggil Bang Yos ini. (SINDOnews.com)
Editor: Ainun Najib