Kisah Bon Ali, Polisi Santri yang Bangun 14 Masjid dan Tampung Anak Eks Teroris
Beruntungnya tempe yang bercampur air sungai itu ada yang memborong sebab masyarakat merasa iba kepadanya. Kala itu, sang pembeli merasa iba dengan anak kecil yang jualan tempe.
"Mesakne (kasihan) anak yatim masih kecil jualan tempe keliling. Mungkin itu dalam benak beliau," ujarnya.
Impian seorang santri pada umumnya tentu menjadi seorang kyai hingga ulama besar. Tetapi kala itu Bon Ali justru memutuskan untuk menjadi seorang polisi namun tetap berjiwa santri.
Bukan tanpa sebab, karena tahun 1998 seorang Kapolda Jawa Timur bersama pejabat tinggi TNI berkunjung ke Pesantren Tambak Beras. Dalam sambutan di sebuah pengajian di pondokan pesantren itu, Kapolda mengatakan barang siapa santri Tambak Beras yang berminat menjadi anggota kepolisian dipersilakan mendaftar.
"Silahkan mendaftar dengan ketentuan sehat jasmani rohani dan berkelakuan baik,"tutur dia.
Pidato seorang Kapolda malam itu benar-benar menggetarkan hatinya untuk segera meminta izin dan doa restu kepada kyai. Semalaman penuh Bon Ali memikirkan matang-matang langkahnya untuk ikut mendaftar sebagai calon anggota Polisi. "Terus besok paginya saya sowan ke kyai," kata pria berumur 45 tahun ini.
Editor: Ainun Najib