Kisah Tragis Ahli Perang Gerilya Pelatih Tentara Indonesia, Tewas Bunuh Diri dengan Pistol

Suatu malam, Muhardi mendapat panggilan dari George Reuneker, kapten AURI yang juga sering menemani Igning. Dia mendapat pesan untuk menghibur Igning yang disebut depresi dan kondisinya sudah gawat.
"Tolong hibur Igning. Lagi-lagi ia kesepian dan depresi gawat. Saya berhalangan," kata Reuneker kepada Muhardi.
Muhardi merasa turut bertanggung jawab karena menyadari yang membawa Igning ke Indonesia adiknya. Dia pun berangkat ke Jalan Jetis, Yogyakarta.
Beberapa saat kemudian, Igning ditemukan sudah tidak bernyawa. Peluru menembus kepalanya. Menurut hasil rekonstruksi, Muhardi yang tidak bersenjata menemui Igning.
Muhardi disebut melihat Igning mengacungkan senjata 45 automatic ke arah pelipisnya, hendak bunuh diri. Dia dengan cepat memukul tangan Igning.
Igning spontan menembakkan pistolnya ke arah kepala Muhardi yang tewas seketika. Dia diduga terkejut dengan reaksinya itu. Menyadari Muhardi yang tewas di tangannya, Igning lalu mengakhiri hidupnya sendiri.
Tidak ada indikasi hadirnya orang ketiga. Rekonstruksi dan kesimpulan ini merupakan hasil resmi dari penyelidikan para ahli dari Kepolisian dan Ilmu Kedokteran Kehakiman yang dipimpin oleh Prof Dr Sutomo Cokronegoro.
Editor: Maria Christina