Laris Manis Bisnis Ikan Cupang saat Pandemi Covid, Pedagang Raup Omzet Rp2 Juta per Hari
Koleksi Andi terbilang lengkap. Berbagai jenis cupang ada, seperti Dumbo R, Halfmoon, Plakat, Serit, hingga Double Tail, dan berbagai jenis lainnya. Sesekali Andi membuka sekat di antara Soliter, untuk memancing agresivitas cupang, mengembangkan kedua penutup insang dan meliuk-liukan tubuh dan siripnya.
Andi mematok harga ikan cupang itu mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu.
"Mulai dari Rp30.000-Rp500.000 itu Dumbo R. semakin langka, semakin mahal harganya, atau kombinasi warna susah ditiru. Tetapi tempat saya ada juga promo, setiap pembelian 10 ekor dari item atau jenis dapat diskon,” ujarnya.
Andi menjelaskan merawat dan mengembangbiakkan cupang tidak sulit. Untuk perawatan dua hari sekali setidaknya cupang diberikan makan bisa cacing sutra, cacing darah, jentik nyamuk, atau kutu Air. Kemudian untuk penggantian air setidaknya dilakukan satu pekan sekali.
Namun Andi lebih memilih menunda menjual dan menunggu sekitar tiga bulan, hingga warna dari Ikan cupang itu muncul, dan nilai jualnya pun akan lebih tinggi. Saat pandemi Covid-19 seperti saat ini, kata Andi, justru ada peningkatan penjualan.
“Peningkatan sekitar 300 persen-500 persen, yang meningkat selain cupang juga ikan hias, tanaman hias. Banyak yang stay at home mungkin, mencari kesibukan di rumah. Kegiatan anak-anak kan di rumah juga, belajar mengenal ikan, belajar ternak juga,” ujarnya.
Omzet Andi jika dihitung pada kisaran Rp1 juta-Rp2 juta per harinya. Berbagai segmen pasar baik di lokal Indonesia, hingga mancanegara dapat digaet. Pembeli ikan cupang Andi ada yang dari Filipina hingga Amerika Serikat. Namun saat ini, Andi lebih banyak fokus pada penjualan di rumahnya sendiri. Dia meyakini ikan cupang ini akan terus eksis.
Artikel ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul "Bisnis Ikan Hias Kian Moncer di Tengah Pandemi"
Editor: Nani Suherni