Masjid Gedhe Kauman, Saksi Sejarah dan Pusat Kerajaan Islam di Jawa
Pada bangunan utama yang menjadi tempat utama peribadatan dibuat alami tanpa ada hiasan. Sedangkan di serambi banyak ditemukan hiasan dan oramen khas Keraton.
Sejumlah tulisan kaligrafi juga menghiasi dinding yang merupakan kalimah syahadat ditopang dengan soko atau tiang menjadi perwujudan bahwa manusia yang berpegang teguh pada Allah dan Muhammad sebagai rasul, serta Alquran dan hadits sebagai pedoman. “Insyaallah kehidupan mereka akan tentram dan damai baik di dunia maupun akherat,” katanya.
Selain digunakan untuk sarana beribadah, kompleks Masjid Gedhe Kauman juga sering digunakan untuk berbagai prosesi tradisi Keraton Yogyakarta. Di antaranya tradisi grebeg yang dilakukan tiga kali dalam satu tahun.
Setiap hari di kompleks masjid tersebut dalam bulan puasa dilaksanakan pengajian dan buka bersama. Khusus pada hari Kamis dengan menu berupa gulai kambing. Dulu proses penyembelihan sampai dengan masak dilakukan di komplek seluas 16.000 meter persegi. Namun kini sudah ditangani oleh katering yang lebih moderen.
Editor: Kastolani Marzuki