Relief Candi Borobudur dan Prambanan Simpan Cerita Edukatif
Ada 5 garis besar 5 susastra kuno yang menjadi rujukan, salah satu di antaranya paling dasar adalah hukum karma, riwayat pangeran Sidarta yaitu seorang pangeran yang menjadi Petapa. Selain itu juga ada kehidupan lampau pangeran Sidarta sebagai bodi satwa, legenda epik heroik Pangeran Sidarta.
"Terakhir perjuangan pemuda yang terinspirasi dari para bodi satwa dan Budha. Tetapi kami fokuskan Warisan cinta. Di mana sebenarnya buku ini adalah tulisan mendiang istri saya, Yinata Dita yang meninggal 1,5 tahun lalu," ujar dia.
Kelima susastra tersebut memiliki benang merah yang terpencar yang lahir pada tahun dan abad yang berbeda tetapi dipilih para perancang Candi Borobudur menjadi satu benang merah. Ini menunjukkan bahwa itu suatu road map untuk menuju suatu jalan kebajikan menjadi kesempurnaan.
"Sempurna itu the best dari kita masing-masing. Benang merahnya adalah peta jalan menuju ke kebajikan," kata dia.
Diakuinya, tidak semua relief yang ada tidak semua bisa dipelajari dan terjemahkan. Bukan karena sulit menterjemahkan, lebih karena relief-relief tersebut sudah rusak sehingga sulit untuk dipahami.
“Untuk mempelajari relief tersebut saya membutuhkan waktu sekitar 7 tahun, mulai dari nol," ujar dia.
Editor: Kuntadi Kuntadi