TPST Piyungan Penuh! Warga Menuntut Ditutup Permanen

Sementara itu Kepala Balai Pengelolaan Sampah TPST Piyungan, Jito mengatakan, saat ini kondisi TPST Piyungan dalam posisi penataan. Kondisi ini tentu tidak ideal sehingga sering menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar. "Wajar jika memberi dampak negatif karena kondisi belum ideal," ujar dia.
Menurut dia, saat ini pemerintah tengah melakukan penataan dengan membangun terasering dan talud kolam air untuk mengelola Lindi. Penataan ini untuk memaksimalkan peran dan fungsi TPST Piyungan.
Sebenarnya dalam jangka panjang pemerintah akan melakukan pemrosesan yang menggunakan tehnologi dalam pengelolaan sampah. Namun perlu waktu yang panjang karena membutuhkan sebuah proses.
"Sekarang dalam proses penyusunan proposal akhir di kementerian. Sehingga tahapannya panjang," ujarnya.
Selain itu kondisi yang tak terduga terjadi dalam proses saat ini. Di mana awalnya proyeksi pembuangan sampah maksimal hanya 600 ton perharinya. Namun ternyata mengalami lonjakan cukup drastis di mananjumlah sampah yang masuk ke TPST Piyungan rata-rata mencapai 750 ton.
Ia menyebut, penataan TPST Piyungan kini baru dilakukan di Blok A yang berada di sisi timur. Untuk sementara sampah-sampah dari masyarakat masuk ke TPST harus dibuang di Blok B yang juga rencananya juga akan ditata sama seperti Blok A.
"Setelah semua blok ditata baru akan kita tutup dan kita fungsikan lahan transisi," katanya.
Nantinya lahan transisi tersebut juga akan mereka gunakan untuk menampung sampah dengan sistem landfill atau menguruk sampah dengan tanah sama seperti yang dilakukan di blok A dan B saat ini. Lahan transisi tersebut seluas 2,1 hektare yang sudah dibebaskan sejak tahun 2017 lalu.
Di samping itu, rencananya lahan transisi ini juga akan menggunakan lahan Sultan Ground seluas 2,3 hektare. Kemungkinan lahan transisi tersebut akan segera difungsikan setelah penataan selesai.
Editor: Ainun Najib